Rabu, 21 Agustus 2013

Kenapa Harus Berjuang?

Bahwa hidup harus terus berjuang,
Bahwa hidup harus sangar dalam berjuang,

Untuk mereka yang BERJUANG di sana demi kejayaanmu,
Untuk mereka yang KUAT di sana memperjuangkan kamu,
Untuk mereka yang BERTAHAN di sana tanpa kamu,

Kamis, 18 Juli 2013

Ah, Pantaskah?

Ah, Pantaskah?


Pantaskah, mengharap pendamping yang sempurna sementara manusia tak ada yang sempurna
Pantaskah, mengharap pendamping yang baik paras dan lakunya sementara diri ini belum sebaik yang diharapkan
Pantaskah, mengharap pendamping yang sholeh dan sholekhah sementara kita ini belum menjadi orang shaleh/ shalekhah seperti yang diharapkan
Ah, Pantaskah??
Aku mengharap engkau yang baik paras dan lakunya, sementara perilakuku sendiri masih kurang baik, kadang masih sering iri, masih sering berbohong, masih sering bertingkah kekanakan, masih sering mengeluh, dan masih sering-sering bertingkah tidak baik lainnya. 
Aku mengharap engkau yang sholeh, engkau yang selalu sholat tepat waktu, selalu rutin berpuasa sunah, engkau yang berbakti kepada kedua orangtuamu, menjunjung tinggi kehormatan wanita, engkau yang mengerti aku.
Namun, aku sendiri masih sering sholat tak tepat waktu, masih sering lalai untuk puasa sunah, kadang masih sering berkata “Ah” jika disuruh orangtuaku, dan mungkin aku juga belum mengerti engkau sepenuhnya.
Aku juga mengharap engkau yang pekerja keras, ulet, cerdas, dan bisa banyak hal, punya keahlian ini itu, pokoknya serba bisa. Ah, tapi aku sendiri juga masih sering malas-malasan, belum punya banyak keahlian juga, masak pun aku belum terlalu bisa.

Ah, tentu saja tak pantas aku mengharap engkau yang sebegitu sempurna sementara aku sendiri belum memenuhi seperti yang aku harapkan. Sekarang pertanyaannya, sudahkan kita memantaskah diri untuk menjadi pendamping idaman yang didambakan setiap orang? Sudahkan kita mempersiapkan menjadi istri yang sholehah yang siap mendukung dan membangun mahligai rumah tangga bersama sang suami esok? Atau Sudah siapkah kita menjadi suami yang siap menghantarkan rumah tangga ke gerbang sakinah mawadah dan warahmah serta menjadi imam yang mampu membawa keluarga memasuki surga Allah? Siapkah kita???

Banyak hal yang harus dan perlu ditempuh untuk menjadi seorang yang “pantas”. Mulai memperbaiki akhlak, menambah ilmu agama, serta melakukan banyak hal sebagai upaya dalam belajar menjadi seseorang yang “pantas”.



Tenang, jangan khawatir Allah telah berjanji dalam firman-Nya, bahwa laki-laki yang baik adalah untuk perempuan-perempuan yang baik, sedangkan laki-laki yang tidak baik untuk perempuan-perempuan yang tidak baik pula. Jangan khawatir akan kehabisan stok pasangan terbaik kalau diri kita sudah berbenah diri menjadi sosok terbaik karena Allah SWT. Siapa pasangan kita Allah lah yang menentukan, kita hanya perlu berdoa sembari fokus memperbaiki diri menjadi lebih baik lagi. J

So  mari kita terlebih dahulu memantaskan diri terlebih dahulu, agar menjadi orang yang benar-benar pantas J. Pantas dijadikan imam yang baik, dan pantas menjadi istri yang berbakti dan taat kepada Allah, Rosul, suami dan Orangtua. :)

Minggu, 07 Juli 2013

Oh maaf

Oh, maaf duhai engkau yang saya buat jengkel.
Mungkin kesalahan terletak pada saya, yang selalu berburuk sangka kepada kau. Mungkin kesalahan juga ada pada saya, yang selalu tak bisa menjaga hati. Juga kesalahan saya, yang tak pernah memeberi kepercayaan penuh pada kau. Iya, kesalahan memang pada saya. Maaf, karena selalu berburuk sangka, rasanya penyakit buruk sangka saya ini terlalu parah dan perlu diperiksakan ke dokter hati :)


Biarkan maaf-maaf itu bergantungan di jendela kamarmu, agar kau bisa melihat dan merasakan maafku kali ini. 

Jumat, 05 Juli 2013

Masih Bertahan

Dan saya masih bertahan sampai saat ini,
Masih berusaha berpositif thinking!!!
Masih berusaha sabaaaaaaaaaaaaaaaaar!!!

Semoga masih tetap bertahan =,=


Hujan Kala Itu, Ah Aku Rindu

Hujan kala itu,
Kata orang hujan itu berkah, iya memang J. Berkah yang sengaja dikirim untuk bumi. Tetesan airnya yang memberi kehidupan, memberi kesegaran dikala dahaga, memberi rasa damai dikala gelisah, memberi kebahagiaan tersendiri bagi saya.

Hujan, bolehkah saya memegang percikan airmu?
Ingin sekali rasanya memegang percikan airmu, namun ia selalu saja bisa lolos dari genggaman saya. Merasakan setiap tetes yang mengenai kulit, jatuh tepat di wajah, eemmmh rintik-rintik itu begitu menggelikan.

Memaksaku untuk tersenyum ketika tetes airnya mengenai wajahku. Sadarkah? Inilah berkah, inilah nikmat yang harus disyukuri.

Hari itu, satu per satu tetesan airnya bergantian menyapa wajahku, kemudian aku menengadahkan wajahku kesana, ke arah dimana ia datang. Tik, tik, tik, seakan ia berebut membasahi wajah ini. Subhanallah, nikmat hujan ini begitu mendamaikan hati.
Setiap hujan, adalah cerita. Cerita akan akan masa kecil saya dulu, perjuangan menikmati hujan kala itu begitu menggelitik. Banyak alibi yang terlontar ke ibuk ketika saya ingin menikmati hujan. Rindu akan hujan yang seperti itu, bermain air hujan sepuasmu di jalanan, menerabas tirai percikan air yang berjatuhan, Ah saya rindu.

Hujaaaan, bolehkah aku memegang percikan airmu? Lagi-lagi kenapa ia selalu bisa lolos dari genggaman saya?


Hujan, dimana ketika itu saya mulai merindu lagi dengan masa-masa kecil saya J


Pernahkah??? :(

Pernahkan, Sedikit Kau Pahami Kekhawatiran Seorang Wanita

Mungkin bagimu hal seperti ini biasa saja, pergi ke suatu tempat, menginap, kemudian tidak memberikan kabar, dengan siapa engkau, sedang apa engkau disana, . . .

Entah, bagaimana dan seperti apa rasa ini datang padaku
Sedikit sakit memang rasanya, seperti ada sesuatu yang lewat mengiris jantung, sedikit membuat sesak hingga memaksaku menghela nafas panjang.

Tuhan, aku tak tau ini perasaan apa.
Dengan mudahnya, kau sms menanyakan ini itu tanpa bertanya bagaimana aku disini menahan rasa ini. Ya, khawatir tentangmu.
Bagaimana bisa, aku membiarkanmu pergi dengan orang lain yang entah aku tak tau dia laki-laki atau wanita, dia baik atau tidak, . . .
Aku benar-benar khawatir saat itu,
Kekanak-kanakan mungkin iya, tapi beginilah wanita, beginilah aku.
Lagi, kau ini sengaja atau apa?

Lalu aku harus bagaimana menyikapi hal ini, melihatmu yang benar-benar tak tau tentang kekhawatiran ku,
Aku berusaha berpikir positif, lagi-lagi aku sengaja menutupi perasaan ini.

Ah, masih ada Allah yang selalu menjagamu bukan?
Ah, kenapa saya harus khawatir sementara mungkin disana kamu tak pernah mengkhawatirkan saya.
Ah, kenapa saya harus cemburu, sementara saya tau kamu bukan siapa-siapa saya
Ah, biarlah. Kan dia bahagia dengan yang dilakukannya sekarang? Kenapa saya harus merasa begini?

Aku semakin serba salah,
Namun, rasa khawatir seperti itu selalu saja terulang. . .
Bahkan, setiap kamu terlihat dekat dengan orang lain di jejaring sosial.
Namun, kembali lagi.. siapa aku???

Kamu, pernahkah memahami sedikit saja kekhawatiran seorang wanita
Pernahkah?

Pernahkah sedikit merasakan kekhawatiran saya?



Sabtu, 22 Juni 2013

Kado tanggal 21 Juni 2013 :)

21 Juni 2013

Entah, bahagia atau bagaimana?
Umumnya, ketika ada yang lagi ulang tahun itu kita memberinya kado kan?
Nah ini, malah saya yang dikasih kado #Lhooo


Buku berjudul Hutan Hujan ini ditulis oleh seorang pecinta lingkungan Rhett Butler, ia seorang pendiri Monggabay.com yang sering melakukan perjalanan ke hutan hujan seluruh dunia. 
Dalam bukunya dijelaskan bahwa negara tercinta kita "Indonesia" merupakan negara ketiga yang memiliki luasan hutan hujan tropis terluas setelah Brazil, dan Repubilk Demokrat Kongo. Wow, amazing kan? 
Namun akhir-akhir ini kita lihat saja banyak sekali penggundulan hutan, terjadi tata guna alih lahan dari lahan hutan menjadi pertanian yang menyebabkan deforestasi hutan. :(



Buku ini juga mengulas tentang banyak sekali satwa liar yang ada di hutan hujan, termasuk di hutan-hutan Indonesia. Hutan hujan di Indonesia yang masih terkenl asri adalah hutan-hutan di Kalimantan dan Papua, asri dengan air sumbernya yang mengalir seperti kristal, kata si penulis. Hmmm rasanya ingin sekali menikmati pemandangan seperti yang diceritakan si penulis di buku tersebut. Pohon-pohon besar yang berdiri kokoh, air yang mengalir seperti kristal, serangga yang memiliki warna yang cantik dan unik, Subhanallah :) Kapaaan ya kesana??

Terimakasih sekali buat pemberi buku "Hutan Hujan" ini, yuks mari sama-sama menjaga hutan kita :)
Selamat ulang tahun, semoga cinta Allah selalu tercurah buat kamu :) #21 Juni 2013